Dari Solokan ke Greenhouse: Perjalanan Usaha Ternak Cacing Motekar di Kampung Areng Desa Cibodas
Siapa sangka,
Cacing yang sering dianggap menjijikan ini justru membuka peluang ekonomi yang
menjanjikan? Di Desa Cibodas tepatnya di Kampung Areng RW 07, pasangan
suami istri membuktikan bahwa dari hobi dan kebutuhan, bisa tumbuh menjadi
usaha mandiri yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar sekaligus keluarga.
Dari
mulai mencari di Solokan hingga ternak sendiri. Sebelum punya Greenhouse Suami
istri ini sudah terbiasa mencari cacing langsung disolokan atau kebun. Cacing
yang ditemukan seperti cacing kalung kebo biasanya langsung dijual untuk
menambah penghasilan keluarga. Namun sejak tahun 2016, mereka mulai serius
menekuni usaha ternak cacing secara mandiri. Alasan utamanya sederhana namun
kuat: untuk memperbaiki perekonomian keluarga dan memanfaatkan limbah kotoran
ternak yang melimpah di lingkungan sekitar rumahnya.
Didaerah
rumahnya, mayoritas warga adalah peternak sapi. Dulu, kotoran sapi tidak bisa
dijual secara bebas. Sistemnya adalah saling bantu , semacam upah kerja. Dari
situ muncul ide untuk memanfaatkan kotoran sapi sebagai media ternak Cacing. Tak
hanya membantu mengurangi limnbah, tapi juga menciptakan nilai ekonomi baru.
Bahkan
program dari koperasi susu (KPSPU) dan biogas turut mengenalkan manfaat kotoran
untuk budidaya cacing. Mereka mengetahui bahwa cacing menyukai media organik
dari kotoran sapi dan sejak itu beliau mulai belajar serius. Seperti usaha
lainnya beternak cacing juga punya lika liku salahsatunya
masa tersulit adalah saaat pandemic COVID-19, pemasaran menurun drastis
sementara produksi cacing semakin tinggi. Greenhouse penuh tapi pembeli
menurun. Akibatnya, banyak cacing tidak terserap pasar, dan sempat menimbulkan
kerugian.
Saat
ini jenis cacing yang dibudidayakan secara khusus adalah Lumbricus, selain itu
ada juga jenis lainnya seperti ANC, Kalung Kebo, dan Kolet. Yang biasanya hanya
ditampung dan dijual tanpa dibudidayakan, masing – masing punya kelebihan.
Lumbricus misalnya, cocok untuk pupuk dan umpan pancing. Cacing lain lebih
sulit dibudidayakan tapi tetap punya nilai ekonomi, terutama untuk pengepul dan
pasar Jakarta, selain mengangkat Ekonomi keluarga usaha ini juga berkontribusi
dalam pengelolaan limbah di desa. Kotoran yang dulu dibuang ke sungai kini bisa
di olah menjadi menjadi pupuk melalui media cacing dan bahkan sisa biogas.
Tanah pun menjadi lebih subur dan lingkungan lebih bersih.
Kisah
pasangan suami istri dari cibodas ini membuktikan bahwa usaha besar bisa
dimulai dari langkah kecil dan niat yang tulus, daric acing mereka bisai
mengubah limbah menjadi berkah.

Comments
Post a Comment